Tampilkan postingan dengan label kebodohan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebodohan. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Juni 2011



"I love you 'till my last breath..."
Begitu awalnya yang dia bilang, ke seorang cowok dengan inisial L.
Aku nggak kenal dengan dia. Tapi semua orang tau siapa dia. Yang seringkali mencoba tabah dari berbagai circaan dan hinaan, baginya.
Ya. Dia memang bukan gadis baik, menurutku. Tapi dia tabah.
Saking tabahnya, dia ulangi kesalahannya. Dan dia "melarikan diri" kejalan yang salah.
Tapi, Alhamdulillah, dia masih ingat sama Allah swt

Tapi ya, seperti yang udah kubilang.
Dia salah tempat untuk mencari pelarian.
Dan itu semakin memperburuk keadaanya, menurutku.
Dan dia hanya mengingat sosok-Nya, menurutku. Tanpa berusaha kembali, menurutku.
Ah, menurutku terus...
Tapi, yaa.... Emang iya. Menurutku. Haha.
Dia lupakan semua masa lalu dengan si L, dan mengumbar kembali kalimat "I love you"-nya pada sosok lain, inisial.
DAN, bagiku. Itu buruk.
Mungkin disana si L bertanya-tanya.
"Katanya dulu kamu bilang, I lop yu til my last bret. Sekarang apa?"
Eh, tapi emangnya cowok masih suka flashback?
Entah. Aku bukan cowok.

Meskipun... Iya sih, dulu yang menghilang duluan si L.
Yah, mungkin si dia itu sebel yah?
Yasudahlah. Cuman sharing aja.
No mention.
Yang masih nggak nyambung, kolom komen dibawah bisa diisi kok.

Sabtu, 24 Juli 2010

Dan aku benar-benar bodoh

BODOH! BODOH! BODOH!
Memang benar postingku sebelumnya. Dan itu udah terjawab, bahwa aku memang Bodoh! Astaghfirullah... aku masih kembali kemesin waktu. Dan menyettingnya menuju beberapa bulan silam. Bukan hanya silam, tapi itu udah menjadi tahun.
Awal-awal tahun yang manis, tapi itu dulu. Saat itu aku juga masih menyesuaikan diri, dan tidak menghiraukan perasaanya. Dan semua dengan mudahnya terguling. Kini aku yang masih menunggunya. Hanya menunggu, terpaku, terdiam, termenung ditempat. Tak ada yang kulakukan.
Selain membuka profilnya, dan saat itu juga apa yang kualami detik ini akan kualami selanjutnya. Dengan anehnya, aku membuka profil teman-temannya yang lain. Padahal aku pun hanya seekor cacing kecil baginya. Yang menari-nari menjijikan dimatanya.
Dia benar-benar telah mengawali kehidupan barunya. Yang indah, sama sepertiku. Tapi dia tidak lagi berlari kemasa lalu, mencari sesuatu yang masih belum ia temukan. Benarkah ada yag masih ia cari? Entahlah. Tapi aku masih mencarinya.
Kucoba dengan makhluk-makhluk baru, yang tentu tak kalah dengan rupa-rupanya. Tapi, masih saja kutoleh hal yang SEMESTINYA kuhapuskan. Karena hal ini menghinggapi rumah batinku, kata-kata SEMESTINYA, SEHARUSNYA, SEWAJIBNYA, menjadi lain. Tiga kata itu menjadi tak kuhiraukan dan seakan telah terhapuskan dari otak.
Aku tau, arti tiga kata itu adalah untuk dipatuhi. Dan aku juga tahu, ini memang bukanlah peraturan yang dilahirkan untuk dilanggar. Tapi, aku menilainya sama. Beserta jawaban yang sama, kulanggar apa yang (lagi-lagi) seharusnya tak kulakukan.

Maafkan aku Vigam, yang masih menganggu hidupmu tanpa kamu tau. Masih melirik perkembanganmu. Dengan membuka profilmu tiap kali aku sempat. Dan aku masih menyesalinya. Entah benar atau tidak. Entah apa yang kurasakan ini pantas untuk disesali (atau mungkin lebih dari itu?)
Vigam, aku ****** kamu (ciee...) *prokprokprok*