waktu memang begitu cepat mengalir. nyaris ku tak mampu mengejar dan menyusul. disibukkan oleh kehidupan baru, yang bukan hanya didepan mata, tapi telah didalam angan. waktu yang akan habis untuk beradaptasi. mencari korban-korban baru, untuk dijadikan sahabat.
terlalu jauh. tapi tak salah bila direncanakan, kan?
ya, bukan itu langkah awalku. masih ada beberapa list yang belum dicawang. bahkan, dimulai saja belum. masih banyak yang harus aku lakukan. kembali membuka buku, juga salah satunya. tak ketinggalan, sedikit mengaburkan bayangan masa lalu juga harus segera kulakukan.
tak mungkin, aku yang mulai melaju, kembali terpuruk oleh the past event. itu sudah berlalu, let me open my new life.
bodoh, bila aku melakukannya. kembali dan meratap hal yang sama lagi? no. dia telah bahagia, dan aku tak berhak untuk merusaknya. dia jalan dijalannya sendiri, dan ku tak boleh mengikuti. aku punya alur yang siap kupijak, untuk kutantang. sayang, aku memang masih mengikutinya. membuka sesuatu yang bodoh.
tapi, kenapa dia diam? apa dia malu? bukankah dia semestinya bangga dengan apa yang dia peroleh? ternyata aku bukan yang terbodoh, tapi tetap saja aku bodoh. bodoh karena menyukai orang bodoh macamnya. apa dia tak tahu dan tak menyadari, bahwa dia hebat?
atau, aku juga sepertinya? hidup ini rumit dan penuh tanya. dan bodohnya aku baru menyadari bahwa aku telah mengalaminya.
berarti, intinya? aku juga bodoh sepertinya? apa yang akan terjadi selanjutnya? orang bodoh hidup dengan orang bodoh? tidak. dia tak akan pernah ada untukku sekalipun itu sedetik, apalagi untuk sehidup.