Aku masih bersyukur. Ditengah perseteruan batin, aku masih sadar. Aku belum, dan semoga tidak akan pernah mengalami apa yang tak kuinginkan. Aku masih ingat siapa aku, siapa Tuhanku, siapa mereka.
Ya, mereka yang sebenarnya tak bersalah. Namun, aku terus menyalahkan mereka. Hingga membuatku menangis. Tangis yang tak mereka sadari, maupun mereka dengar. Aku mengerang dalam hati. Tak mampu mengecap emosi. Dan, sampai kini, emosi itu terus menggunung dan membuatku perih dan sesak. Aku yang masih menghormati mereka, menghargai mereka, terdiam mengangguki yang mereka pinta. Seandainya mereka tau, selama ini hatiku meronta.
Mimpi-mimpiku yang terbang. Yang harus kuraih kembali satu persatu dengan genggamanku sendiri. Bersatu dengan harapan yang tak kuharapkan. Dan, semua harus kudapuk sendiri. Berat memang. Selama ini aku meneriakan batin, "Dia bisa, aku BISA." tapi ini aku dan kemampuanku.
Aku menangis. Perlahan batinku merapuh dan goyah. Beruntung, ada dia yang menyadarkanku pada diri-Nya. Selama ini Dia yang membantuku bangkit. Dia yang selalu ada menemani hamba-Nya yang dikala rapuh, dan seringkali terlupakan ketika hamba-Nya tertawa.
Terimakasih Ya Allah...
Terimakasih dia...
Terimakasih "mereka"...
:')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar sesuka hati. Pedas boleh. Asal tidak mencubit hati orang lain, makasih :)