Rasa itu. Kembali hadir ketika aku yang tak sengaja kembali mengintip isi facebooknya. Selalu sama. Tak pernah berbeda. Status yang ia tulis begitu bermakna bagi orang yang begitu dicintainya. Tapi bukan aku. Ya, bukan aku.
Vigam, mungkin itu panggilan barunya pemberianku. Seorang yang begitu mencintai dia-aku yang lain-mungkin. Aku gak tau apa aku ada hubungannya disini. Namun kata hati berbisik. Bisikan yang untuk kesekian kalinya, sama. Namun, aku gak mau sok tau. Dulu kata hati juga berkata demikian. Namun apa? KOSONG.
Atau aku yang salah bersikap. Is that false? Or, I'm too stupid to know it? Gak tau.
Yang jelas, aku ingin sekali dia tau. Aku menyukainya, menyayanginya. Semoga gak lebih dari itu. Semoga. Aku punya orang tua, punya Tuhan yang harus lebih ku dahulukan daripada Vigam.
Aku juga gak mau sok moralis, semoga sampai kapanpun aku terus begini. Maaf kalau itu artinya, aku harus mengorbankan kamu. Hingga kamu memilih dia. Dia juga mencintaimu dengan tulus. Aku yakin, kamu pasti lebih mudah menerima dia daripada aku.
Aku gak papa. Ini resiko. Lagipula, aku gak sendirian. Ada blog, twitter, pulau kapukku. Mereka semua sahabatku, yang membantuku membunuh waktu, ketika aku bosan. Juga ada hape w810i-ku, yang setia banget sama aku selama 3 tahun. Rela hidup sekalipun dia sering kali kusia-siakan.. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar sesuka hati. Pedas boleh. Asal tidak mencubit hati orang lain, makasih :)